NASA mendeteksi hembusan material vulkanik itu pada pukul 23.09 WIB. Dari atas terlihat material vulkanik yang dilontarkan Gunung Kelud membumbung, bentuknya menyerupai jamur. Dari atas terlihat terang.
Sekitar 40 menit kemudian, atau tepatnya 01.10 WIB, Cloud Aerosol Lidar and Infrared Pathfinder Satellite Observation (CALIPSO) berada di atas bumbungan material Gunung Kelud itu, melakukan pengkuruan awan dan partikel dengan menggunan teknologi laser yang disebut CALIOP.
Dari hasil pengukuran itu diketahui bahwa lontaran material Gunung Kelud tingginya mencapai 20 kilometer. Sementara persebarannya atau diameter bulatan awan yang dibentuk mencapai 30 kilometer.
Debu dengan ketinggian tersebut sangat berbahaya untuk penerbangan, sebab material vulkanik bisa menyumbat mesin pesawat.
Setelah letusan, NASA juga merekam pergerakan material vulkanik. Dari foto NASA itu terlihat sebagian besar bergerak meuju ke arah barat Pulau Jawa dan Samudera Hindia.
Sementara, warga Kediri melihat kilatan cahaya saat letusan Gunung Kelud terjadi. Kilatan cahaya itu tampak jelas di atas puncak Gunung Kelud. Hujan kerikil pun dirasakan warga Kediri sesaat setelah letusan pertama terjadi.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Gunung Kelud pertama kali meletus pada pukul 22.50 WIB. Letusan terbesar terjadi pada pukul 23.30 WIB. Lontaran material vulkanik setinggi 17 kilometer. (Eks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar